DENGAN OVO & GOPAY ? ATAU VIA PULSA ? AYO RASAKAN !! BERMAIN JUDI ONLINE FAIR PLAY NO.1 SEINDONESIA !! HANYA DI POKER757 !!.

Ketika Istriku Dan Suaminya Sedang Tidak ada Disisi

No Comments
Ketika Istriku Dan Suaminya Sedang Tidak ada Disisi
 

         Cersex - Kejadian ini terjadi sekitar satu bulan yang lalu. Waktu itu saya beserta dua orang teman kantor sedang makan siang di sebuah restoran di bilangan Kemang. 

Ketika saya hendak membayar makanan, saya mengantri di belakang seorang wanita cantik yang sedang menggendong anak kecil. Karena agak lama, saya menegurnya. saat ia menengok ke arah saya, saya sangat kaget, ternyata ia adalah Mirna.


Nah, Mirna ini adalah istri tetangga saya di komplek rumah saya.

"Eh, Mas Vito. Lagi ngapain Mas..?" tanyanya.

"Anu, saya sedang makan siang. Kamu sama siapa Mir..? Andre ndak ikut..?"

"Enggak Mas, dia lagi tugas luar kota. Saya lagi beli makanan, sekalian buat nanti malam. Soalnya si Ijah lagi pulang kampung juga. Ya sudah, saya keluar aja bareng Vina (anaknya-pen)."

"Kamu bawa mobil..?" tanya saya.

"Enggak tuh Mas, mobilnya dibawa Mas Andre ke Lampung."

"Oo, mau pulang bareng..? Kebetulan saya juga mau langsung pulang, tadi habis tugas lapangan."

"Ya sudah deh,  nggak apa-apa ayuk."

Singkat cerita, saya dan kedua teman saya langsung pulang ke rumah masing-masing. Sementara saya, Mirna dan Vina pulang bersama di mobil saya. Sesampainya di rumah Mirna yang hanya berjarak 4 rumah dari ruamh saya, Mirna mengajak mampir, tapi saya bilang mau pulang dulu, ganti baju dan menaruh mobil.

Karena Jenny, istri saya, sedang pergi ke rumah orangtuanya, saya langsung saja pergi ke rumah Mirna dengan memakai celana pendek dan kaos.

Ternyata, rumah Mirna tertata cukup apik. Ketika saya masuk, si Mirna hanya memakai piyama mandi.

"Saya ganti baju dulu ya Mas, gerah nih," katanya sambil tersenyum.

"Oo.., iya, si Vina mana..?" tanya saya sambil terpesona melihat kecantikan dan kemulusan body si Mirna.

"Anu Mas, dia langsung tidur pas sampai di rumah tadi, kasihan dia capek, saya ke kamar dulu ya Mas..!"

"Eh, iya, jangan lama-lama ya," kata saya.

Ketika Mirna masuk ke dalam kamar, dia (entah sengaja atau tidak) tidak rapat menutup pintu kamarnya. Merasa ada kesempatan, saya mencoba mengintip. Memang lagi mujur, ternyata di lurusan celah pintu itu, ada kaca lemari riasnya. Wow, untuk ukuran wanita yang telah mempunyai anak berumur 3 tahun, si Mirna ini masih punya bentuk tubuh yang bagus dan indah. Dengan ukuran 34B dan selangkangan yang dicukur bersih, dia langsung membuat "adik kecil" saya berontak dan bangun.



Dan yang menambah kaget saya, sebelum memakai daster yang hanya selutut, ia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan tidak mengenakan BH. Sebelum ia berjalan ke luar kamar, saya langsung lari ke sofa dan pura-pura membaca koran.

"Eh, maaf ya Mas kelamaan.." kata Mirna sambil duduk setelah sepertinya berusaha untuk membetulkan letak tali celana dalamnya yang menyempil.

"Ndak apa-apa kok, saya juga lagi baca koran. Memangnya Andre berapa hari tugas luar kota..?" tanya saya yang juga 'sibuk' membetulkan letak si 'kecil' yang salah orbit.

Sambil tersenyum penuh arti, Mirna menjawab,

"3 hari Mas, baru berangkat tadi pagi. Ngomong-ngomong saya juga sudah 2 hari ini nggak liat Mbak Jenny, kemana ya Mas..?"

"Dia juga lagi ke rumah orangtuanya. Seminggu. Bapaknya sakit." jawab saya.

"Wah, ada yang kesepian dong..?" tanya Mirna menggoda saya.

Merasa hal ini harus saya manfaatkan, saya jawab saja sekenanya,

"Iya nih, mana seminggu lagi, ndak ada yang nemenin. Kamu mau nemenin saya emangnya mir..?"

"Wah tawaran yang menarik tuh..," jawab Mirna sambil tersenyum lagi,

"Emangnya Mas mau saya temenin..? Saya kan ada si Vina, nanti ganggu Mas lagi. Enak Mas Vito kan belum punya anak, jadinya santai..."

"Ndak apa-apa, eh iya..., saya mau tanya, kamu ini umur berapa sih? Kok keliatannya masih muda ya..?" sambil menggeser posisi duduk saya supaya lebih dekat ke Mirna.

"Saya baru 27 kok Mas, saya married waktu 23, pas baru lulus kuliah. Saya diajak married Mas Andre itu pas dia sudah bekerja 3 tahun. Gitu Mas, memang kenapa sih..?"

"Ndak, saya kok penasaran ya. Kamu sudah punya anak umur 3 tahun, tapi kok badan kamu masih bagus banget, kayak anak umur 20-an gitu." kata saya.

"Yah, saya berusaha jaga badan aja Mas. Biar laki-laki yang ngeliat saya pada ngiler," katanya sambil tersenyum.

"Wah, kamu ini bisa saja, tapi memang iya sih ya, saya kok juga jadi mau ngiler nih."

"Nah kan, mulai macem-macem ya, nanti saya jewer lho..!"

"Kalo saya macem-macem beneran, emangnya kamu mau jewer apanya saya nih..?" tanya saya sambil terus melakukan penetrasi dari sayap kanan Mirna.

Merasa saya melakukan pendekatan, Mirna kok ya mengerti. Sambil menghadap ke wajah saya, dia bilang,

"Wah, kalo beneran, saya mau jewer 'burungnya'-nya Mas Vito, biar putus sekalian.. haha.."

"Memangnya kamu berani..?" tanya saya,

"Dan lagi saya juga bisa mbales jewer loh mir..," sambungku lagi semakin berani

"Saya berani lho Mas..!" sambil beneran memegang 'burung' saya yang memang sudah minta dipegang,

"Terus Mas Vito mbalesnya gimana..?"

"Nanti saya remes-remes lho toketmu seperti ini..!" jawab saya sambil beneran juga melakukan serangan remasan pada bagian dadanya yang montok.

Karena merasa masing-masing sudah memegang 'barang', kami tidak bicara banyak lagi. Saya langsung melumat bibir Mirna yang memang lembut sekali dan basah serta penuh gairah. Dan tampaknya, Mirna yang sudah setengah jalan, langsung memasukkan tangannya ke dalam celana saya, tepat memegang 'burung' saya yang maha besar itu (kata istri saya sih).

"Wahh.. Mas Vito, kontolnya gede banget..." kata Mirna sambil terengah-engah.

"Sudah.., nikmati aja. Kalo mau diisep juga boleh..!" kata saya.

Dan tanpa banyak bicara, Mirna langsung membuka 2 pakaian pertahanan bawah saya. Dengan seenaknya ia melempar celana pendek dan celana dalam saya, dan langsung menghisap batang kemaluan saya dengan rakus.

Ternyata, hisapannya top banget. Tidak tanggung-tanggung, setengah penis saya yang 18 cm itu dimasukkan semuanya sampai tenggorokan. Dalam hati saya berpikir,

"Maruk juga nih.. perempuan..!"

Setelah hampir 5 menit mirna mengulum kontol saya, Mirna saya suruh berdiri di depan saya sambil saya lucuti pakaiannya. Tanpa di komando, Mirna melepas celana dalamnya yang mini itu, dan menjejalkan gundukan kemaluannya yang tanpa bulu itu ke mulut saya.

Ya sudah, namanya juga dikasih, langsung saja saya ciumi dan saya jilat-jilat belahan vaginanya yang bersih itu.

"Auuhh... Mas, geli Mas, aahh..." Erang Mirna sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya.

"Tadi ngasih, sekarang komentar..!" kata saya sambil memasukkan dua jari tangan saya ke dalam vaginanya yang (ya ampun) peret banget, kayak kemaluan gadis.

Masih dalam posisi Saya duduk, saya membimbing pantat dan lubang vagina Mirna ke arah batang kemaluan saya yang makin lama makin keras saja. Perlahan-lahan, Vagina Mirna menelan kejantanan saya ke dalam vaginanya yang mulai agak-agak basah.

"Pelan-pelan ya Mir..! Nanti memekmu sobek..," kata saya sambil tersenyum.

Mirna malah menjawab saya dengan serangan yang benar-benar membuat saya kaget. Dengan tiba-tiba dia langsung menekan pinggulnya dan menelan seluruh batang kejantanan saya dan mulai bergoyang-goyang naik turun. Gerakannya yang halus dan lembut saya imbangi dengan tusukan-tusukan tajam menyakitkan yang hanya dapat dijawab Mirna dengan erangan dan desahannya itu.

"auuhhh... mass..!!! hmmpppp.."

Setelah kami bersetubuh dengan posisi duduk kurang lebih sepuluh menit, Mirna mengajak untuk  ganti dengan berposisi Doggy Style.

Mirna langsung mengambil posisi nungging di lantai dengan alas karpet lembut dan hangat. Sambil membuka jalan masuk untuk kemaluan saya ke liang vaginanya, Mirna berkata,

"Mas jangan di lubang pantat ya.., di memek saya aja..!"

"Iya.. siap mir..."

Seperti anak kecil yang penurut, saya langsung menghujamkan batang kejantanan saya masuk ke dalam liang senggama Mirna yang sudah mulai terbiasa dengan ukuran kemaluan saya yang jumbo ini. Dengan Gerakan pantat Mirna yang maju mundur, persetubuhan kami benar-benar hebat dan sangat nikmat.

Pertandingan penuh birahi antar jenis kelamin itu, mulai menghebat tatkala Mirna 'Klimaks' untuk yang pertama kali.

"Ohhhh... Mas.....,!! aku basah.., aahhh.. aaahhh.." Desahnya dengan hampir tidak memperlambat goyangannya.



Mendengar hal itu, saya malah langsung masuk ke gigi 4, dengan hujaman yang cepat banget sambil tanganku meremas gemas toket montok mirna yang menggantung bebas, Saking cepatnya sampai-sampai dengkul saya terasa mau copot. Kemaluan Mirna yang jadi basah dan lengket itu, membuat si 'Vladimir' tambah kencang larinya. (Vladimir nama kemaluanku dari istri-ku).

"Uhgg.. Mir..., aku mau keluar nih..., di dalam apa di luar nih buangnya.. hmmpp..?" tanya saya.

Eh Mirna malah menjawab,..

"Auuhhh... Di dalam aja Mas aahhh... Mas... Ohhh... kayaknya aku juga mau keluar lagi aaahhh, barengin ya..?"

Plokkkk.... Plok.. Plok...!!!

Sekitar 3 menit kemudian, saya sudah benar-benar mau keluar, dan sepertinya Mirna juga. Sambil memberi aba-aba, saya bilang,

"Mir......, sudah waktunya nih..., keluarin bareng ya, Nghh... 1 2 3.. aahh...!"

Crot.. Crot..Cret...!

Saya memuntahkan air mani saya di dalam liang vagina Mirna yang pada saat bersamaan juga mengeluarkan cairan kenikmatannya.

Setelah Beberapa saat, saya pun mencabut mengeluarkan batang kejantanan saya dan menyuruh Mirna menghisap dan menjilatinya sekali lagi. Si Mirna menurut saja, sambil ngos-ngosan, Mirna menjilati penis saya dari pangkal sampai pucuk.

Ketika Mirna sedang sibuk dengan batang kejantanan saya, Tiba-tiba Rupanya Vina Terbangun dari tidur dan langsung menghampiri kami yang sedang berkegiatan dewasa sambil bertanya,

"Mami lagi ngapain..? Kok Om Vito digigit..?"

Mirna yang tampaknya tidak kaget, malah menyuruh Vina mendekat dan berkata,

"Vina, Mami nggak gigit Om Vito. Mami lagi makan 'permen kojek'-nya Om Vito, rasanya enak banget deh, asin-asin.."

"Mami, emangnya permennya enak..? Vina boleh nggak ikut makan..?" tanya Vina.

Sambil mengocok-ngocok penis saya, Mirna berkata,

"Vina nggak boleh, nanti diomelin sama Om Vito, mendingan Vina duduk di bangku ya, ngeliat Mami sama Om Vito main dokter-dokteran."

Saya yang dari tadi diam saja, mulai angkat bicara,

"Iya, Vina nonton aja ya, tapi jangan bilang-bilang ke Papi Vina, soalnya kasian Mami nanti. Ini Mami kan lagi sakit, jadinya Om kasih permen terus disuntik."

Sambil terus memegang penis saya yang mulai kembali mengeras, Mirna berkata pada Vina,

"Nanti kalo' Vina nggak bilang ke papi, Vina.. Mami beliin baju baru lagi deh, ya? Tuh liat, suntikannya Om Vito mulai keras. Vina diam aja ya, Mami mau disuntik dulu nih..!"

Merasa ada tantangan lagi, saya langsung mencium Mirna dengan lembut di bibirnya yang masih beraroma sperma, sambil meremas buah dadanya yang putingnya kembali mengeras. Mirna langsung melakukan gerakan berputar dan langsung telentang sambil tertawa dan berteriak tertahan,

"Babak kedua dimulai, teng..!"

Sementara Vina hanya diam bermain ipadnya dan terkadang melihat maminya dan saya sedang 'acak-acakan', walaupun terkadang dia membantu mengelap keringat maminya dan saya. Dengan posisi Misionary, Vagina mirna terus saya hujam dengan kemaluan saya. Ntah sudah sampai berapa kali spermaku mengisi rahim dalam vaginanya.

Itulah pengalaman saya dan Mirna bersetubuh yang masih berlanjut untuk hari-hari berikutnya. Kadang-kadang di rumah saya, dan tidak jarang pula di rumahnya. Kami melakukan berbagai macam gaya, dan di segala ruangan dan kondisi.

Pernah kami melakukan di kamar mandi, masih dengan Vina yang ikut nimbrung 'nonton' pertandingan saya vs maminya. Dan Vina juga diam dan tidak bicara apa-apa ketika papinya pulang dari Lampung.

Hal itu malah makin mempermudah saya dan Mirna yang masih sering bersenggama di rumah saya ketika saya pulang kantor, dan ketika istri saya belum pulang dari rumah orangtuanya.

back to top