DENGAN OVO & GOPAY ? ATAU VIA PULSA ? AYO RASAKAN !! BERMAIN JUDI ONLINE FAIR PLAY NO.1 SEINDONESIA !! HANYA DI POKER757 !!.

Berawal Dari Intip Om Doni Berakhir Kenikmatanku Bersamanya

No Comments
Berawal Dari Intip Om Doni Berakhir Kenikmatanku Bersamanya
 

           Cersex - Aku bekerja sebagai pembantu disebuah rumah tangga. Keluarga itu terdiri dari sepasang suami istri yang sudah berumur. Karena anak2nya sudah menikah dan tidak tinggal bersama mereka, pasangan manula itu menerima kos2an. 

Yang kos disitu hanya seorang, lelaki, umurnya 40 tahunan lah, Doni namanya. Aku memanggilnya dengan sebutan om Doni, dan dia gak berkeberatan.


Om Doni suka bawa cewek abg ke kamarnya. Memang kamarnya terpisah dari bangunan utama dimana pasangan manula pemilik rumah itu tinggal. Dia keluar masuk tidak lewat pintu utama tapi lewat pintu samping disebelah garasi. Garasinya cukup besar sehingga muat 2 mobil berjajar, mobil si bapak dan om Doni.

Cewek yang dibawa pun sering ganti2, tapi semuanya pasti seksi. Toket dan pantatnya pasti montok. Kalo sudah dikamar, aku suka nguping. Terdengar cekikikan, tapi gak lama kemudian terdengar erangan si cewek, pasti sedang dientot tentunya.

Napsuku berkobar2 kalo sedang nguping dia ngentot. Tanpa terasa aku sering meremas2 toketku sendiri yang tentu gak kalah gedenya dengan toket abg2 yang dibawa nya. Saking napsunya, tanganku kemudian merogoh kedalam CD ku mengilik itilku sendiri sehingga tanpa sadar aku sampai terengah2 sendiri didepan kamarnya.


Ketika membersihkan kamarnya, aku membuat posisi hordennya sedemikian rupa sehingga aku bisa ngintip kedalam kamar. Tentu si om tidak mengetahui bahwa aku bisa ngintip kedalam kamarnya, dan dari tempat aku ngintip itu, Semua aktivitas yang dilakukan di ranjang bisa aku lihat dengan jelas.

Tiba Suatu malem, aku lihat dia bawa abg lagi ke kamarnya. Setelah mereka masuk kamar, segera aku ngintip saja mereka. Terlihat Dia sedang menelanjangi ceweknya, lalu ditelentangkan di ranjangnya. Abg itu punya Toket besar, pentilnya besar dan sudah berdiri tegak pula. ditambah Jembutnya juga lebat.

Tidak lama kemudian Om doni bergabung dengan ceweknya diranjang, bertelanjang bulat juga. Aku terkejut melihat kontolnya yang besar dan panjang, sudah ngaceng dengan kerasnya.

Dibandingkan dengan kontol suamiku di kampung, suamiku punya gak ada apa2nya. Aku memang sudah menikah, seperti kebiasaan orang kampung, anak cewek masih belasan tahun sudah dinikahkan. Suamiku tetep tinggal didesa mengerjakan sawah milik bapakku. Dengan alasan mencari tambahan, aku bekerja sebagai pembantu di kota.

Aku pulang kampung juga gak menentu, tergantung uang yang aku kumpulkan sudah cukup banyak atau belum. Karena tinggal pisah makanya aku belum juga hamil, Sebenarnya aku juga belum mau hamil karena aku masih ingin merasakan dunia abg juga pastinya.

Melanjutkan intipanku, Om doni sudah menancapkan kontol gedenya itu ke dalam memek ceweknya, si cewek sudah mulai mengerang keenakan karena enjotan kontol om Doni di memek nya itu.

Aku tidak dapat menahan napsuku lagi, segera aku kembali kekamar. Seluruh pakaian aku buka dan aku mulai meremas toketku dan mengilik itilku sendiri, makin lama napsuku makin memuncak sampai akhirnya dengan erangan panjang aku klimaks juga. Pengen rasanya aku ngerasain kontolnya keluar masuk di memek ku.

Dihari-hari Selanjutnya setiap dia membawa abg ke kamar, aku selalu ngintip aktivitasnya dan berakhir dengan terkaparnya aku diranjangku setelah klimaks akibat ngilik itil sendiri.

Akhirnya Aku mulai nekat pasang aksi untuk memikat dia. Suatu malem minggu, Kebetulan dia tidak kemana2. Aku sengaja mengenakan baju terusan dari bahan kaus yang ngepas di badan. Agak mini sehingga pahaku terlihat dengan jelas. Bagian dadanya agak terbuka, dan aku tidak mengenakan bra sehingga toketku yang montok bergerak2 kalo aku berjalan. Kalo aku membungkuk, toketku seakan mau loncat keluar dari celah leher bajuku. Aku juga make CD yang mini, karena memang semua CD ku yang jumlahnya tidak banyak itu mini semua modelnya, malah ada yang super minim sekali.

"Om,.. kok ngajak ceweknya..?", tanyaku sambil menyiapkan makan malem.

Untuk yang punya rumah, meja makannya terpisah di ruang utama. Mereka sedang pergi dan menginap dirumah salah satu anaknya.

"Enggak...", jawabnya singkat sambil menyuap makanan yang kuhidangkan.

Sengaja aku membungkukkan badanku ketika meletakkan lauknya di meja makan. Dia memakan umpan dan melirik ke arah toketku yang montok ini.

"Emangnya om gak pengen..?", pancingku lagi.

"Pengen apa..?", tanyanya.

"Kan biasanya sama ceweknya, asik2an...", godaku lagi.

"Kamu suka nguping ya..?", katanya sambil tersenyum.

"Gak usah nguping juga kedengaran kok om, ceweknya keenakan gitu...", jawabku lagi.

Dia diam saja dan meneruskan makannya. Aku menambah air minumnya, ketika menambah air posisiku agak membungkuk lagi. Kulihat matanya segera menerobos belahan dadaku lagi dan 'matanya menusuk tajam' ke toketku.

"Kamu montok juga ya Nes..", katanya,

Kelihatannya usahaku untuk memancing perhatiannya berjalan mulus dan mulai ada hasilnya.

"Besar gitu, sering diremes ya Nes....?", katanya lagi.

"Siapa yang ngeremes om..., paling Ines remes sendiri.. hehe", jawabku terus terang.

"Kok diremes sendiri..?", tanyanya.

"Abis gak ada yang ngeremesin sih....", kataku sambil tersenyum menggoda.

"Aku remesin mau enggak..?", katanya lagi to the point.

"Iihhh.. Ntar ceweknya marah loh om...", kataku.

"Aku gak punya cewek kok...", jawabnya.

"Yang suka om bawa itu siapa? hayo...", tanyaku.

"Cuma temen, dia pengen aku juga pengen, jadilah...", jawabnya.

"Temennya banyak ya om, ceweknya ganti2 terus...", kataku lagi.

"Bosen dong kalo sama yang itu2 terus, kan hidup itu perlu variasi....", jawabnya lagi.

"Mau gak aku remesin....?". Tawar Om doni lagi.

"Kok om mau ngeremes Ines sih, kan Ines cuma pembantu...", kataku.

"Biar kamu cuma pembantu tapi kamu gak kalah cantik dan sexi kok sama abg2 teman aku, lagian kamu masih abg juga kan?", Katanya.

Aku tau dia pasti sudah terangsang dengan obrolan kami barusan. Aku diam saja, membereskan peralatan makan dan kubawa ke dapur. Demikian juga dengan makanan yang tidak habis dimakan, aku bawa dan simpan di lemari dapur. Aku mencuci peralatan makan.

Dia ternyata sudah berdiri dibelakangku, Langsung memelukku dan tangannya langsung meremes toketku.

"Nes, toket kamu kenceng gini ya, besar lagi...", katanya sambil terus meremes toketku.

Napsuku sudah berkobar juga, aku berhenti memncuci peralatan makan dan bersandar didadanya menikmati remasan tangannya di toketku tanpa penolakan. Tangan satunya segera mengelus pahaku, sedikit demi sedikit tangannya naik dan terasa bajuku sudah tertarik sampai atas.

Kemudian tangannya merambat ke selangkanganku dan jarinya segera menggesek-gesek tepat di bagian sensitif ku dari balik CD.

"iNes, sudah basah sekali gini...”, katanya.

"Kamu sudah napsu ya..?". Tanyanya lagi.

Mendengar itu buat aku tambah terangsang dan aku semakin merenggangkan pahaku sambil terpejam ku nikmati. Kemudian aku merasakan jarinya mulai menyelinap ke balik CDku dan langsung masuk ke dalam memek ku.

"Jembut kamu lebat gini ya Nes, pantes napsu kamu besar..", katanya.

Gerakan jarinya enak sekali, dia sangat pintar memainkan jarinya, apalagi setelah dia menambah jarinya untuk keluar masuk ke dalam memek ku. aku sendiri sudah tidak ingat lagi apakah waktu itu aku sempat mengeluarkan suara atau tidak. tangan nya yang satu tetep meremas-remas toket ku dengan lembut.



Beberapa saat aku biarkan dia berbuat begitu karena aku juga merasa keenakan sekali. Kemudian aku membalikkan diri dan berhadap-hadapan dengan dia. Tangannya langsung tergesa-gesa merauk baju di kedua pundak ku dan ditarik ke bawah hingga terbuka sudah dada montok ku.

Dengan rakus dia segera menjilat dan mengisap-isap kedua pentil ku. aku benar benar terangsang berat dan sudah tidak bisa mengendalikan diri lagi. aku juga mulai gemes dan segera menggenggam kontolnya dari balik celananya, tonjolan tersebut terasa sudah menegang dan terasa ukurannya yang besar sekali.

Begitu penasarannya aku terhadapa tonjolan tersebut hingga aku menarik kepalanya yang sedang  asik berada di dada ku. Dia langsung aku dorong sedikit-sedikit ke belakang sampai menubruk kursi di belakang nya. Kemudian aku paksa duduk dia. Resleting celananya segera aku buka dan bersamaan dengan cdnya aku turunkan sekalian.

Om doni hanya diam melihat apa yang aku lakukan. terpampanglah kontol besar dan panjangnya dengan tidak sabar lagi aku segera menciumnya, menjilat sekitaran ujungnya. Baru sebentar saja kuperlakukan seperti itu, sudah terasa cairan pelumasnya sudah keluar sedikit dari ujungnya.

Selanjutnya tentu mulai kuemut. Terasa kontolnya sangat penuh di mulut. Tapi baru sebentar juga ku perlakukan bak es krimm dia sudah minta segera dilepas karena gak mau keluar di mulutku.

Setelah aku lepas kontolnya dari mulut, aku segera naik keatasnya yang sedang duduk di kursi itu. aku juga sudah tidak sabar lagi, kapan CD ku dilepas juga aku tidak ingat lagi. kontolnya aku genggam kuarahkan ke liang memekku, sedikit demi sedikit aku masukkan benda keras tumpul itu ke dalam memek ku, Sangat terasa kontol yang besar itu masuk membelah liang kenikmatanku. terlihat Om doni sedikit menarik nafas ketika kontolnya masuk ke dalam liang memekku.

“Uhhh... Om, enak banget deh kontolnya… hmmppp”, kataku sambil berbisik.

"Napsuin banget ya Nes..", jawabnya.

Ketika aku mulai gerak naik turun, dia berkali-kali mendesah dan memanggil-manggil namaku. aku juga tidak bisa menahan perasaan yang nikmat itu dan berkali kali menyebut-nyebut namanya juga.

Akhirnya dia tidak tahan juga berdiam diri saja, segera dia memeluk aku dan membenamkan mukanya ke belahan dadaku. aku hanya dapat mengelus-elus rambutnya yang ikal itu. bertubi-tubi kontolnya itu keluar masuk dengan mantap, aku juga merasakan enak yang teramat di dalam nmemek ku.

Tapi ternyata kenikmatan persetubuhan denganku itu buat dia tidak bisa bertahan lama, dia bilang sudah tidak tahan lagi, tapi tentu aku tidak ingin selesai sekarang, aku benar-benar ingin berlama lama menikmati kontol besarnya itu.

Dengan penuh nafsu aku menghentakan pantatku kuat-kuat menelan kontol Om doni sedalam dalamnya. Belum sempat aku puas, dia akhirnya klimaks dan ngecret juga.

"Crot..! Crot.. Crettt..."

Terasa berkali-kali pejunya muncrat keluar dari kontolnya mengisi rahimku. aku terdiam, terpejam menikmati kedutan2 batang kontolnya itu sampai dia tenang.

"Hmmpp Nes..., nikmat banget deh memek mu. Lebih nikmat dari semua abg yang pernah aku entot. memek mu kerasa banget empotannya. berpengalaman banget kayaknya", katanya terengah.

"Enggak kok om, cuma diajari suami di kampung aja...", jawabku.

"Oh.. kamu udah kawin toh, pantes napsunya besar banget, dah lama dong gak ngerasain kontol masuk memek kamu ya..". katanya sambil tersenyum.

Aku bangkit dari pangkuannya. Terasa pejunya meleleh keluar dari memek ku ke pahaku yang mulus. Dia segera bangkit dan menarik aku kekamarnya.

"Terusin di kamarku ya Nes...", katanya.

Sesampainya di dalam kamar, dia mulai menciumi rambut ku dari belakang dan terasa bibirnya menyentuh tengkuk dan berkali kali mengecupnya, aku menjadi terangsang kembali ketika itu dan terus dia menciumi punggung ku. Terus dia memegang kedua lengan ku dan membalikkan badan ku sehingga kami berhadapan.

Dia memandang muka ku dari dekat dan salah satu tangannya mulai memegang dan meremas-remas toket aku. Kemudian dia mulai mencium aku dengan nafsunya dan tentu aku pun menerimanya dengan saling menghisap lidah. aku begitu terangsang hingga terasa memek ku semakin basah saja.

Kemudian aku duduk di tempat tidurnya dan terus merebahkan diri. kedua kaki aku dia pegang dan perlahan-lahan dia buka hingga selangkangan aku terlihat dengan jelas terpampang, kemudian kaki ku ditekuk. Sambil menciumi paha ku, sedikit demi sedikit kepalanya terus meluncur sampai tempat tujuan. Ciumannya begitu membuat aku terangsang hebat dan aku sudah sedikit mendesah, apalagi ketika bibirnya sudah dekat banget dengan belahan liang memekku.

“Sudah basah sekali…  keluar banyak sekali cairannya. Kamu dah napsu lagi ya nes...”.

Mendengar ituaku jadi makin bertambah terangsang hebat,

“Om… jilat… dong… uhh...”, desahku.

Mukanya segera dibenamkannya di selangkangan ku, tidak tahan lagi, kepalanya aku tekan dengan agak kuat dan aku arahkan ke belahan memek ku. Terasa dia mulai menjilat dan menciumi sekitar itilku, terasa sekali lidahnya bergerak kesana kemari, membuat aku benar-benar kenikmatan, beberapa kali itilku dikulumnya. dia memasukkan lidahnya ke dalam memek ku.

Ini nikmat sekali, tidak seperti kontol, lidahnya terasa seperti benda hidup yg bergerak-gerak di dalam memek ku, dia begitu pintar memainkan lidahnya.

Dia segera mulai naik ke tempat tidur. kemudian aku minta merubah posisi agar aku dapat mendekat ke kontolnya. segera aku pegang kontolnya sambil mengelus-elus pangkal kontolnya itu.

Kepala kontolnya beberapa kali aku kecup dan jilat, terutama ujungnya yang ada belahan tempat cairannya keluar itu. Dengan ujung lidah sedikit kutekan, belahan ujung kontolnya aku jilat, terasa asin… sedikit-sedikit terlihat cairan yg agak lengket itu keluar dari ujung kontolnya.

Terdengar suaranya tertahan karena napsu. Kemudian kepala kontolnya aku kulum dan aku mainkan dengan lidah berkali kali didalam mulut, ujungnya aku hisap seperti menyedot minuman, kontolnya berdenyut dan keluar sedikit cairan dari ujungnya. Sementara itu dia terus menjilati memek ku dengan posisi 69. aku tetap terlentang dan dia berada di atas.

Tapi dia memberi kesempatan ke aku dengan merubah posisi menjadi terbalik, aku berada di atas dia. aku jadi lebih bebas mengemut kontolnya yg berukuran jumbo itu, terus aku masukkan kemulut sampai se maksimal mungkin. air liur sengaja aku keluarkan banyak agar terasa licin dan mudah mengeluarkan dan memasukkan kontolnya kemulut ku.

Karena sudah ngecret dironde 1 di dapur tadi, kali ini tampak dia bisa bertahan lebih lama selama kuemut. balasannya Jilatannyaa di seputar itil juga enak sekali terasa, beberapa kali terasa jarinya juga masuk ke dalam memek ku, entah berapa jari, tapi yg jelas bukan satu jari. Karena begitu asyiknya, tidak terasa udara kamar semakin panas karena jendela tidak dibuka. aku merasa keringat dari sekitar leher mengalir ke bawah melewati belahan toketku.

Setelah agak lama dalam posisi 69, kemudian dia mulai bergerak merubah posisi. Dia mundur ke bawah dan badannya keluar melewati selangkangan kakiku. Terus dia berlutut di tempat tidur dan tetap minta aku untuk nungging, dia mulai mendekati bibir memekku dari arah belakang. pelan-pelan kontol yg besar itu masuk ke dalam nmemek ku, terasa agak susah masuknya, padahal aku sudah sangat basah dan licin. seketika dia mulai bergerak memainkan kontolnya keluar masuk cepat kedalam memek,

“Uhhh... Nes…. enak sekali …. kencang banget rasanya memek kamu ngeremes kontolku….”, Katanya.

Berkali kali aku menggoyangkan kekiri dan ke kanan pantatku, tangannya menggenggam pinggul ku lebih kencang lagi, sampai akhirnya dia menyudahi sendiri posisi ini.

Selanjutnya dia merubah posisi, duduk berhadap-hadapan dan aku di pangkunya. Terasa kontolnya  menghujam lebih kedalam memekku dan terasa ujungnya sampai menyentuh bagian yg paling dalam.



Kami berdua dengan irama teratur menggerak-gerakkan pinggul masing masing sehingga terasa benar2benar nikmat sekali persetubuhan itu. aku mendesah2 keenakan dengan keras. Badan ku dan om Doni sudah basah oleh keringat.

Beberapa saat Kemudian dia mendorong tubuhku sehingga aku terlentang di tempat tidur yang sudah mulai acak-acakan itu. Posisi sudah berubah menjadi posisi Misionaris dan dia terus semakin cepat gerakkannya menghujam liang kenikmatanku, dan aku bilang ke dia untuk keluar sama-sama.

"Crot..! Crot.. Crettt..."

Beberapa saat kemudian akhirnya dia pun ngecret, terasa cairan panas seperti menyembur ke dalam memek ku berkali kali, dan aku pun menyusul klimaks dan mengejang tak karuan berkali-kali. hanya nafas yang terputus-putus seperti habis lari pagi saja. Kemudian dia menciumi bibir aku, dan sambil berbisik.

“Terima kasih Nes..., nikmat banget. kapan2 kita ngentot lagi ya...".

Dia rebahan di samping aku dan memandang ke langit-langit, kemudian aku merubah posisi miring kesamping menghadap dia,

“Kalo om sama Ines, terus cewek2 om mau dikemanain..?".

"Udah ada kamu, ngapain cari lagi yang lain..", jawabnya.

Seminggu ini dia menepati janjinya, gak bawa abg lagi ke kamarnya. Kami bersetubuh kilat kapanpun ada kesempatan. Sampai Malam berikutnya, Om Doni memberi aku kenikmatan lagi. Tentunya aku tidak pernah menolak ajakannya.

Di kamarnya, dia mendekatkan wajahnya perlahan, napas hangatnya menerpa wajahku. Aku memejamkan mata dan perlahan bibirnya mendarat lembut di bibirku. Aku tak menolak kecupan tersebut, kembali bibirnya mendarat di permukaan bibirku. Dikecupnya lagi perlahan, dan mulai melumati bibirku. Aku terpejam membalas lumatannya. Kecupan dan lumatan nya bergerak menjauhi bibirku menjalar sepanjang rahangku, bergeser turun menjelajahi leherku. Mengecup dan menjilati dengan lidahnya yang kasar terus keatas menuju wilayah belakang telinga dan mengulum daun telingaku dengan lembut. Aku memegang erat pergelangan tangannya,

”Om…. ohh...” desah ku.

Kedua tanganku meraih dan merangkul bahu dan lehernya. Ciuman dan lumatan bibirnya makin bergelora.

”Hmpphhhh...”, desahku perlahan.

Dia meraih tubuhku dan merebahkannya di tempat tidurnya. Kembali lidahnya menjalar dari bibir ranumku bergerak menyusuri rahang terus mengecup leher dengan bergairah. Terus keatas ke balik daun telinga, menjilati dan melumati nya lagi.

”Aahh.. Om….” ,rintihku perlahan.

Tangan nya tak tinggal diam dan mulai menjalar meraba, mengelus permukaan toketku yang masih di balut pakaian itu. Terus turun ke bawah menemukan tepian kaos dan menyelusup kedalam. Meraba- mengelus permukaan kulit ku dengan jemarinya.

”Mmmhhhh…… oohhhh...” ,kembali aku mengerang dibuatnya.

Pakaianku mulai tersingkap dan dengan cekatan pula jarinya melepas kait bra-ku dan melepas pakaianku lewat kepala. Dia mengecup pangkal leherku, terus kebawah, menjilati permukaan kedua toket montokku bergantian. Hingga…

”Ahhhh….. om….”,erangku seraya menggeliatkan tubuhku saat kedua bibirnya mulai mencucupi pentilku.

Bergantian pentil yang kiri dan kanan, sehingga membuatnya mengkilap karena basah. Kulumannya pada pentilku yang telah mengeras itu terasa sangat nikmat. Kedua tanganku mengerumasi rambutnya dan terkadang menyelusup ke balik kaosnya.

Sembari mencucupi kedua pentilku, tangannya bergerak turun mengelus kedua pahaku yang ditumbuhi bulu halus. Dia bangkit dan melepas kaosnya dan celananya. Kita kini dalam keadaan hampir telanjang hanya ditutupi sehelai CD.

”Om….. ahhhh……..”, erangku tatkala mulutnya mencucupi memek ku yang masih terbalut CD tipis itu.

Kedua tangannya tak tinggal diam mengelus dan merabai kedua toketku. Jarinya juga turun dan mengelus permukaan pahaku, menyelinap ke balik cd karetku dan mengurut gundukan kenikmatanku perlahan.

”Oghhhh....” ,aku tersentak saat jemarinya menyelusup ke dalam memek ku yang telah lembab itu.

Mataku membeliak dan menggelinjang dengan napas yang seperti tersedak. Seluruh dinding bagian dalam memek ku telah basah dan berdenyut-denyut. Gerakan jarinya mengelitik seluruh pemukaan sensitif didalamnya.

Dia kembali menarik jarinya yang telah basah itu dan menjilati jarinya sendiri membersihkan cairan  kewanitaanku yang menempel pada jarinya. Tangannya kembali bergerak meraih CD karetku, menariknya hingga terlepas. Begitu juga CDnya juga telah terlepas. Dia meraih kedua kaki ku, mengecupi betisku dengan lembut, menjilati dengan lidahnya yang kasap, turun terus ke bawah menjilati paha bagian dalam kedua kaki ku secara bergantian.

”Ohhh... Om……..”, kembali aku mendesah saat bibirnya mendarat pada bukit memek ku yang diliputi jembut yang lebat.

”Nikmati aja sayang...” , ujarnya.

Lidahnya menjilati permukaan memek ku dan mendesak masuk lebih dalam.

”Aahhhhh... ohhhhhhh,,,,,” ,erangku lagi.

Menemukan itilku yang sudah keras disana,  tentu langsung dijilatnya dengan hisapan bertubi-tubi. Pinggulku bergerak-gerak mengimbangi serbuan lidahnya. Kedua tanganku menggerumasi rambut nya dan menekankan kepalanya untuk lebih dalam.

”Om……….. Ouugggghhhhhhhh...” ,aku melenguh kembali.

Seluruh dinding bagian dalam memek ku itu telah basah dengan aroma khas yang makin membangkitkan napsunya. Jilatan dan hisapan yang dilakukannya membuat aku menggerinjal hebat, menggeliat-geliat di bawah tekanan kedua tangannya pada pinggulku. Gelombang demi gelombang nikmat makin bergelora menyeret diriku hingga tak tertahankan lagi.

”Om... ooohhhhhh” ,jeritku saat aku nyampe.

Tubuhku melenting, kedua tanganku mencengkeram bahunya dengan kuat. Beberapa menit situasi itu berlangsung. Dia membiarkan aku menikmatinya.

Akhirnya Dia merangkak naik perlahan, merebahkan tubuhnya diatas tubuhku. Bergoyang ke kanan dan kekiri menyibakkan kedua paha ku yang secara naluriah membuka memberikan ruang pada pinggulnya untuk merapat. Aku membuka mataku, napasku masih memburu dengan keringat bercucur pada kening dan toketku.

”Hmmpp.. Om, nikmat banget deh, padahal belum dientot..", kataku lirih.

”Nikmati saja Nes…” ujarnya Sambil tersenyum

Aku menarik kepalanya kearahku, kulumat dengan ganas bibirnya. Dia kembali bergerak menggosok kepala kontolnya menelusuri segaris belahan liang memek ku. 

”Ohhh…… om………… iya disana… enakk ommm...” ,Kembali aku melenguh karena gerakannya.

Kedua tanganku yang tadi memeluk lehernya turun ke bawah dan mencengkeram pinggulnya. Kutekan pinggulnya kebawah lebih kuat dan kedua kakiku mengunci di belakang pinggangnya. Dia terus bergerak maju mundur menggesekkan kontolnya ke memek ku. Naluriah ku bergerak seirama gerakannya. Sesekali kepala kontolnya menusuk masuk sedikit memberikan sensasi gatal yang nikmat sekali.

”Ouuggghh…..” desis ku karenanya.

Dia mengangkat tubuhnya hingga duduk berselonjor. Menarik pinggulku menumpu paha kedua kakinya. Kedua kakiku menekuk di sisi tubuhnya dalam posisi masih berbaring. memek ku semakin terkuak. Seraya menggenggam pinggulku, dengan tangan kirinya dia mengarahkan kontolnya tepat pada liang memek ku. Dengan memegang batang kontolnya dia mendorong kedepan…..



”Ohhh!! Om..", desahku lirih.

Dia mundur dan mendorong kembali, tak terlalu dalam, hanya kepalanya yang menyeruak masuk ke memek ku. Aku memegang lengannya menahankan dorongan yang terlalu jauh. Dia bergerak maju lagi… Dengan tangannya yang menggenggam kontolnya untuk membatasi agar kontolnya tidak masuk terlalu dalam, hanya ujungnya saja yang masuk, dia menggerakkan kontolnya keluar masuk memek ku. mempermainkan nafsuku agar semakin memuncak.

”Ooooohhhh…….., ohhhh….!! Omm...” , desahku keras.

Pinggulku ikut menggerinjal mengimbangi gerakan kepala kontolnya. Dia mengelus lututku dengan perlahan.

”Oooohhh…… om…”, aku merintih berulang kali.

Aku menggerakkan pinggulku, bergoyang dan berputar- putar. Gerakan itu menyebabkan memek ku yang telah basah itu serasa di aduk – aduk oleh kepala kontolnya.

”Om...”,panggilku lirih.

”Hmm...”, dia cuma menggumam,

"Kenapa?". tanya lagi.

"Duuhhh.... Rasanya makin nikmat om....", erangku lagi.

"om..”, jeritku kecil seraya memutar pinggulku perlahan.

Tubuhku bergetar, pahaku mengejang. Perlahan kontolnya tenggelam mili demi mili di telan masuk oleh memek ku. aku mencoba duduk, memeluk erat lehernya, dan menggigit kecil pundaknya dan mendesakkan tubuhku turun, hingga seluruh kontolnya terbenam utuh ke dalam memekku.

”Aah...!!!", jeritku.

Langsung aku merebah ambruk membawa tubuhnya. kedua kakiku langsung kursilangkan di belakang mengunci pantatnya. Dengan napas tersengal – sengal kami berbaring melekat erat. Dia mengangkat wajahnya menatap wajahku yang berpeluh. Aku mengecup keningnya,

"om, tuntaskan dong", pintaku lirih.

Memek ku terasa mencengkeram erat kontolnya. Dia pun mulai bergerak naik hingga kontolnya terlepas kembali dari cekalan memek ku.

”Mmmhhh… uhhhss", dia mendesis.

Kedua tangannya bergerak turun menemukan kedua pahaku, ditariknya kedua kakiku keatas melewati lengannya, mengunci kedua lututku dengan lengan dan sikunya. Sehingga pinggulku mengangkat menguakkan memek ku dengan jelas.

"Om, .lagi… lagi………terusskan sekarang……!”,pintaku parau.

”Bener ini…? ”, tanyanya kurang yakin.

”Sekaraaanng…….. om, ssekaraaang, Ines ga… tahann.. ayoo..!” ,rengekku lagi seraya menekan pantatnya kearah tubuhku lebih erat.

”Ayo…. om", rintihku tatkala dia menempelkan kepala kontolnya ke bibir memek ku lagi dan bersiap menyetubuhiku lagi…….

Ujung kontolnya yang keras dari tadi mendesak masuk tapi gagal terpleset. Aku mencoba membantu mempermudah dengan menggerakkan pinggulku. Dia dengan sabar menunggu, menekan pelan, sangat pelan.

”Ohh………. om…….”, aku kembali mengerang.

Dia menghentikan tekanan. Diiringi jeritanku dan tancapan kuku-ku ke punggungnya, kepala kontolnya kembali membelah memek ku. Kedua bola mataku membeliak. tubuhku menggigil dan cengkeraman kedua tanganku semakin kuat pada pantatnya.

”Ahhhhhh………………!!!” ,rintihku.

Tubuhku mengejang, kepalaku mendongak tatkala dia bergerak mendorong perlahan. Matakuu membeliak menikmati mili demi mili masuknya kontolnya ke memek ku. Dia kembali mendorong pinggulnya dengan perlahan membenamkan seluruh kontol besarnya ke dalam memek ku.

Sangat nikmat dan berbeda sekali dengan suami ku di kampung, Dia mulai bergerak perlahan naik turun menghujamkan kemaluannya yang super jumbo,.

”Om...", erangku semakin keras tak beraturan lagi.

Tubuhku yang telah berkeringat di sana sini terus mengelinjang-gelinjang dengan hebat ditingkahi gerakan naik turun tubuhnya diatasku. Kaki kananku terlepas dari siku Om doni dan mengunci ke belakang pinggangnya. Terkadang dia berhenti sejenak, tetapi dengan menggila mendenyut-denyutkan kontolnya di dalam memek ku, menimbulkan variasi tekanan yang berbeda - beda pada dinding memek ku. Peluh telah bercucuran membasahi tubuh kami berdua.

”Ohhh,……. ahhhhhh,………….”,jerit ku setiap denyut-denyut kontolnya dalam tubuhku menyentuh pusat birahiku.

”Lagiii….. Omm teruss…….. ahh…..”.

Dia terus bergerak naik turun diatas tubuhku, aku merasakan nikmat yang luar biasa setiap kali kontolnya menghunjam sedalam-dalamnya.

Tubuhku mulai menggigil dan dia tahu aku hampir klimaks. Diapun memacu gerakan hujamannya, kontolnya menghunjam keluar masuk memek ku dengan semakin cepat.

”Ya om………… ohhh.. Ines ’ga tahan… lagiii… aahhhh...”, jeritku parau

”Ahhhhhhhh………………………. Om……….. Ines nyampe om… ohh....” ,jeritku.

Aku melengkungkan punggungku, kedua pahaku mengejang serta menjepit dengan kencang, seluruhan badanku berkelojotan dan nafasku tersengal-sengal. Aku merasa lemas seakan-akan seluruh tulangku copot. Aku kelojotan di bawah dengan kedua tanganku memeluk erat lehernya serta kakiku terkangkang lebar dengan kontolnya masih tertanam didalam memek ku.

Memek ku berdenyut – denyut dengan cepat, berkontraksi mengurut kontolnya. Mataku membeliak, tubuhku melenting dan kucengkeram pantatnya, menekannya dengan kuat kearah tubuhku. Dia bergerak menyetubuhiku makin cepat walaupun makin sulit, karena kuncian tanganku. dan akhirnya tak tertahankan lagi dengan suatu sentakan menekan keras kontolnya menyentuh sampai dasar memek ku,

"Oughhhhh………..!!!” ,

"Crot..! Crot.. Crettt..."

Seraya menggeram dia ngecret, beberapa kali menyemburkan peju kentalnya di dalam memek ku. Berkali-kali semburan itu terulang hingga daya semburnya melemah dan mereda, lalu tubuhnya ambruk diatas tubuhku.

Setelah mereda dia menggeliat menjatuhkan tubuhnya ke sisiku. Berdua kami terdiam sesaat. Aku bergerak mengecup ringan pipinya.

”Makasih om…………, gile beneerrr…..” pujiku.

”Apanya yang terimakasih..?” ujarnya sambil merapihkan rambut yang jatuh di wajahku.

”Terus terang om, nikmatnya lebih dari ketika kita ngentot sebelumnya. Wuihhh…. bukan main rasanya...”,imbuhku lagi.

”Besok-besok lagi ya om? entot Ines kapanpun om mau...”pintaku memohon.

Dia tak menjawab dan hanya menjatuhkan kecupan ringan pada bibirku. dan kami pun tertidur lelap sampai pagi esok hari.

Kami seperti sepasang jiwa muda yang haus seks, kami bersetubuh sesering mungkin ntah itu pagi hari saat merapikan kamar Om doni, waktu menyiapkan makan di dapur, bahkan saat mandi pun kami mencuri waktu untuk ngentot sampai puas.

back to top